Cerita Dewasa - Tanda Terima Kasih Tante Kesepian
Suasana malam minggu ramai memang banyaknya
orang yang hadir membuat Rony pemuda yang memang sedang berjojing ria
membuatnya gerah, pengunjung bar banyak yang membawa pasangan, Rony
tidak sendiri dia datang dengan Igor yang tengah asyik berjojing dengan
seorang wanita yang juga pengunjung diskotik Shinta.
"Hai, boleh aku duduk?!" suara wanita menyapa.
Rony menoleh tersentak dari perhatiannya pada Igor.
"Please..?" balasnya mempersilahkan wanita itu duduk disebelahnya.
"Sendiri?" sapa wanita itu yang memang agak teler mungkin karena terlalu banyak menenggak minuman keras.
"Akh nggak? bareng temanku, tuh" tunjuk Rony pada Igor yang saat itu sedang mendekatinya.
"Hai Ron.. Kenalin dong" sergah Igor.
"Boleh juga boncegan lo.." bisik Igor pada Rony.
"Gila lo.. gue aja belum kenal"
"Ron..?! Kenalin Vira.."
"Vira.." kata wanita itu sambil mejulurkan tangannya.
"Rony..?!" balas Rony.
"Ron sorry nich aku bakal jalan duluan sama Vira, disini terlalu ramai"
"Terus gue gimana?" Tanya Rony.
"Lo disini aja dulu?! Motor gue yang bawa, mana kontaknya?"
"Dasar gila lo, nich?!" Maki Rony.
Kini hanya tinggal Rony dengan wanita itu didalam diskotik Shinta yang malah tambah ramai ketika hari menjelang tengah malam.
"Ron.?!"
Rony menoleh,"Ya..?"
"Boleh aku minta tolong anterin pulang?" Pinta wanita itu pada Rony sambil menyerahkan kunci kontak.
Tanpa menjawab dipapahnya wanita itu pergi meninggalkan ruangan
diskotik Shinta. Mobil yang dikendarai Rony menuju kawasan perumahan
Lippo yang memang telah ditunjuk wanita itu.
"Nich cewek kayaknya Tante-Tante?" Bathin Rony setelah
memperhatikan wajah wanita itu yang kelihatan mencerminkan usianya
kira-kira 35-an. Sepanjang perjalanan Rony memperhatikan wanita yang
tertidur disebelahnya. Pakaiannya yang hanya menutupi sebagian tubuhnya
sehingga jelas sekali terlihat buah toketnya yang putih dan gede terus
ke bagian bawah yang hanya memakai rok span sehingga jelas terlihat
sangat mulus dan sangat seksi. Tiba tiba pikiran joroknya mulai
merambah ditambah lagi jalan tol menuju Lippo sepi dan gelap. Tangan
Rony mulai meraba paha, disingkapnya rok mini merah itu kini terlihat
jelas CD wanita itu.
"Gila merah juga?" Ucapnya lirih takut tuh Tante bangun.
Kini tangan jahilnya mulai ke atas menuju bukit kembar yang nongol gede.
"Busyet mantep banget nich?" Remasan kecil tidak membuat Tante ini bangun pikirnya.
"Sial lagi asyik sudah sampai?!" Gerutu Rony sambil melepas remasan
kecil pada payudara Tante itu terlihat pintu tol 500 meter lagi.
Mungkin karena cahaya lampu pintu tol sang Tante terlihat bangun sambil
membersihkan matanya.
"Dimana ini?"
"Mau masuk perumahan Tan?" Jawab Rony.
"Belok kiri no.13" tunjuk Tante itu rumahnya.
"Ok" Rony mengiyakan.
Rumah kawasan Lippo memang terkenal mewah gerbang rumah berwarna
biru itu terbuka setelah dari dalam mobil Tante itu memencet remot
pagar begitu juga pintu garasi, mobil lancer langsung meluncur masuk ke
dalam garasi.
"Mari Tan.." bermaksud memapah Tante itu.
"Ah nggak usah pusingnya agak mendingan kok" tolak Tante itu halus.
"Ayo masuk" ajaknya sambil menuju pintu rumah didalam garasi.
Jalannya yang anggun membuat Rony menelan air ludah. Pantat gede
Tante itu goyang kanan kiri mengikuti irama kakinya yang panjang dan
mulus.
"Silahkan duduk..?!" mempersilahkan Rony duduk.
"Tanks Tante?" balas Rony.
"Oh ya siapa namamu tadi?" tanya Tante itu sambil pergi ke arah ruangan lain.
"Rony" balas Rony sedikit berteriak agar terdengar.
Tante Susi membawakan dua gelas bir sambil duduk disebelah Rony rapat sekali membuat Rony agak keki.
"Silahkan minum?" sambil menyerahkan segelas bir kaleng.
"Tanks Tan.."
Ditenggaknya bir itu bukannya haus tapi menahan gejolak birahi melihat paha putih mulus dan buah dada yang menantang.
"Santai aja? Haus ya?"
"Lumayan?!" balas Rony memerah.
"Oh ya.. Panggil aku Susi" Tante Susi memperkenalkan namanya.
"Tante Susi tinggal sendiri?" Mencoba Rony untuk ngobrol.
"Jangan panggil Tante Susi donk, Tante aja, apa Susi aja"
"Tante dech.." Rony memastikan.
"Sudah tua ya?" balas Tante Susi.
"Tapi Tante kelihatan masih cantik.." sambil matanya terus memeperhatikan buah dada tante Susi yang menggantung indah.
"Makasih" tersipu Tante Susi dipuji seperti itu.
"Oh ya Tante tinggal dengan siapa?" Tanya Rony penasaran.
"Aku tinggal ama suamiku, dia lagi berlayar 2 bulan sekali dia pulang sudah 2 minggu dia berangkat berlayar.." jelas Tante Susi.
"Oh begitu ya..?" berarti dia kesepian nich bathin Rony.
"Kamu sudah punya pacar?" Tante Susi bertanya sambil menarik tangan Rony ke atas pahanya yang putih itu.
"Belum Tan..?!" jawab Rony menarik tangannya mencoba malu-malu kucing.
"Kenapa? kok malu?! Apa aku harus tidur lagi biar kamu enggak malu dan leluasa mengelus-elusku"
"Maksud Tante?" bertanya heran Rony.
"Aku tahu yang kamu lakukan sepanjang perjalanan tadi, aku diam
karena kupikir kamu kan sudah tolongin aku boleh donk sebagai tanda
terimakasih"
"Jadi ni Tante juga keenakan toh, sial deg-deg an juga gue, gue
kira dia tahu bakal marah eh malah seneng, aman sekarang dong, asyiik?"
Bathin Rony.
Sekarang Rony bebas melakukan gerakannya karena sudah tahu Tante
Susi senang diperlakukan seperti itu. Tangan Rony mulai meraba paha
Tante Susi.
"Kulit Tante halus sekali..?!" bisik Rony ke telinga Tante Susi disertai jilatan halus membuat Tante Susi menggelinjang geli.
"Oh ya? Terusin dong ke atas Ron..?" pinta Tante Susi manja.
Tangan Rony masuk ke dalam celana dalam Tante Susi.
"Okh kamu ahli sekali Ron?" tangan Tante Susi mulai menjalar ke arah celana Rony dan mulai menelanjangi Rony dengan ganas.
"Tenang Tan?"
"Tanganmu itu yang membuat aku engga' tahan okh.. Okh" kembali Tante Susi mengerang kenikmatan.
Kini Rony sudah telanjang di pegangnya peler millik Rony yang lumayan besar.
"Gede juga punyamu" ucap Tante Susi sambil mulai mengulum peler
Rony Rony hanya bisa mendesah kenikmatan ketika pelernya amblas ke
dalam mulut Tante Susi.
"Okh Tante okh.. Okh" sambil meremas rambut Tante Susi.
"Telanjangi aku Ron" pinta Tante Susi setelah puas mengulum peler Rony.
Rony mulai melakukannya hingga telanjang polos sudah Tante Susi,
jelas terlihat bukit berumput hitam lebat dan sepasang payudara yang
gede. Rony merebahkan tubuh bugil itu diatas kursi.
"Regangin pahamu Tan" pinta Rony.
Mulai ia menjilati vagina Tante Susi yang merah mungkin karena jarang di pake.
"Oh bulu jembut Tante lebat banget.."
"Tapi ok kan..?"
"Mantep Tan" ujar Rony sambil menyingkap bulu lebat itu dan mulai memainkan lidahnya dibibir vagina Tante Susi.
"Ukh.. Ukh.. Ukh hebat terus jilat terus Ron okh.. Enak.. Enak"
Menggelinjang eggak karuan Tante Susi menahan birahi yang mulai
merambah urat-urat pembuluh darahnya. Sementara tangan Rony asyik
meremas payudara Tante Susi yang gede.
"Remas Ron remas yang kenceng ukh.. ukh.." sambil matanya merem
melek. Terlihat jelas oleh Rony vagina Tante lisa kembang kempis karena
kenikmatan.
"Ron masukin donk, masukin Ron.. Ukh"
Sedikit dibungkukkan tubuh roni sambil mulai mengarahkan batang
pelernya ke arah vagina Tante Susi yang sudah becek karena jilatan
lembut lidah Rony. Perlahan tapi pasti peler Rony mulai merambah masuk
ke dalam vagina Tante Susi.
"Okh.." desah Tante Susi keenakan.
Pantat Rony bergerak maju mundur.
"Okh.. Enak Ron okh.." merem melek Tante Susi dibuatnya.
"Okh.. Okh.. Goyang terus" pinta Tante Susi masih keenakan.
Rony pun merasakan kenikmatan teramat sangat pelernya terasa ada
yang menyedot halus dan nikmat ditambah desahan Tante Susi yang sangat
merangsang urat syarafnya menegang.
"Okh Tan empuk juga memekmu Tan okh.. Okh" sambil terus pantatnya
maju mundur mengoyak vagina Tante Susi yang sudah basah banget.
Mulut Tante Susi yang mendesah seksi itu disambar Rony hingga
keduanya saling berciumn liar, tangan Rony pun tidak tinggal diam
remasan liar menimpa payudara Tante Susi yang sudah keras. Cukup lama
perbuatan cabul diatas sofa itu berlangsung dengan sengit dengan
teriakan Tante Susi yang tak tahan akan peler Rony yang beraksi.
Hingga..
"Tan.. Pindah ke lantai yu?" ajak Rony.
"Terserah, asal jangan dilepas ya? Habis enak banget sih.."
Peler Rony masih menancap tegang di vagina Tante Susi, diangkatnya
tubuh bugil Tante Susi lalu merebahkannya diatas lantai yang
berpermadani halus itu. Keringat mengucur deras kenikmatan enggak
terbendung gerakan maju mundur Rony yang kadang diselingi putaran
pelernya membuat Tante Susi merem melek menahan gairah yang mungkin
sangat diharapkannya malam itu.
"Ron gantian ya?" pinta Tante Susi ganti posisi.
Mereka berguling separo sehingga sekarang posisi Tante Susi berada di atas menindih tubuh Rony.
"Ron gimana kalau goyang gini" tawar Tante Susi sambil mengoyang pantatnya yang padat berisi.
"Gila Tan.. Enaak banget terus tan ukh.. Ukh.." sambil tangannya
terus meremas payudara yang sekarang lebih menantang karena menggantung
indah dan mantap.
"Oh Ron aku sudah tidak kuat Ron.. Okh.. Ron.. Okh.. Ron.. Okh"
"Tahan sebentar Tan.. Aku jagu sudah mau sampai okh.. Okh" erangan Rony menahan goyangan Tante Susi yang semakin liar.
"Okh.. Okh.. Aku keluar.. Okh.. Okh.."
Dengan cepat dicabut memeknya lalu disodorkan ke arah wajah Rony.
"Okh.. Hisap Ron.. Okh" pinta Tante Susi sambil tangannya mengocok kencang peler Rony yang saat itu sedang di ujung banget.
Dengan jilatan ganas dihisapnya vagina Tante Susi beserta cairan
yang keluar dari dalam vagina itu Tante Susi terlihat sangat menikmati
jilatan itu. Serr.. air mani vagina Tante Susi muncrat ke wajah Rony.
"Okh.. Okh.." erangan Tante Susi sambil terus membenamkan memeknya ke wajah Rony.
"Okh Ron kamu luar biasa" puji Tante Susi atas kehebatan Rony melayaninya.
Rony duduk di sofa kembali sementara pelernya masih menegang
tangguh, dengan penuh pengertian Tante Susi mengocok peler Rony yang
sudah tegang.
"Okh.. enggak lama Tan.. Okh.."
Crot.. Crot.. Dari peler Rony keluar cairan putih kental yang
langsung dengan sigap Tante Susi memasukkan peler Rony ke dalam
mulutnya.
"Akh.. Okh.." Rony tersenyum puas begitu juga Tante Susi yang
memang malam itu sangat mendambakan memeknya mengeluarkan cairan
kenikmatan ditemani lelaki perkasa seperti Rony.
Keduanya lalu beranjak kekamar tidur Tante Susi, setelah Tante Susi
mengajak Rony ke kamarnya untuk istirahat sejenak dengan harapan Rony
dapat melanjutkan kembali memuaskan nafsu birahinya.
Mampukah Rony..?
Posting Komentar